Sahabat, hari ini kubersyukur masih masih melihat mentari terbit dengan sinarnya yang keemasan menghangatkan pagi yang dingin. Setiap melihat mentari terbit kuselalu kembali mengingat kalian, mengingat wajah-wajah kalian yang penuh dengan semangat dan harapan. Yang senantiasa memotivasiku untuk terus maju dengan tersenyum.
Apa yang pernah kita lakukan memanglah tak semuanya benar, malah mungkin banyak salah dan dosanya..hehe. Tapi toh pada waktu itu kita beranggapan bahwa apa yang kita lakukan adalah kebenaran bagi kita sendiri, walaupun orang-orang menganggap kita salah. Orang-orang melihat kita hanyalah sekelompok anak muda yang tidak memikirkan masa depan karena terlalu sibuk dengan hal-hal yang mereka anggap tabu dan merugikan diri kita sendiri. Mereka menganggap kita hanyalah segerombolan anak muda yang kerjaannya bolos sekolah, nongkrong, berkelahi, dan melakukan hal-hal yang tak terpikirkan oleh orang lain.
Kita melakukan apa yang dilarang, kita melanggar apa yang seharusnya dipatuhi. Malah terkadang kita memfungsikan perpustakaan sekolah sebagai tempat nongkrong ngeliatin cewek-cewek atau hanya sekedar untuk ketawa-ketawa menghias teriknya hari. Memfungsikan dapur kantin sebagai tempat yang paling aman untuk sembunyi dari pengawas sekolah kala ada pemeriksaan kedisiplinan. Dan menjadikan UKS sebagai tempat yang sangat nyaman untuk tidur dikala teman-teman yang lain mengikuti upacara bendera.
Tidak hanya di sekolah, dalam kehidupan sehari-haripun terkadang kita melakukan hal-hal yang sekarang kita pertanyakan sendiri “kenapa waktu itu kita melakukan hal itu?”. Dan terkadang kita hanya tersenyum mengingatnya.
Masih teringat kalau malam minggu, dimana rata-rata orang keluar rumah sekitar jam tujuh malam. Tetapi kita baru keluar rumah sekitar jam 11 malam, nongkrong depan stasiun radio sambil makan bubur kacang ijo ditemani TV kecil punya abang tukang kacang ijo. Kemudian beli rica-rica yang pedesnya minta ampun yang tak pernah habis kumemakannya walau ditemani segelas teh manis hangat. Kemudian jalan-jalan muter-muter kota dengan motor tua yang selalu selamat dari razia POLISI walaupun ga punya SIM.
Dan sesekali kalau ada waktu luang (kadang sengaja bikin waktu luang dengan cara bolos…hehehe) kita pergi ke pantai atau naik gunung. Paling enak kalau pas mau ke POS Pendakian Gunung Selamet naik mobil bak terbuka terus lewatin kampung, biasanya banyak anak-anak kecil ngejar-ngejar mobil yang kita naikin. Kita lemparin permen dan mereka berebutan sambil ketawa-ketawa, sungguh indahnya melihat tertawa kalian.
Sekarang semua itu hanyalah kenangan, hanya cerita. Tapi sebenarnya masa lalu telah banyak mengajari kita banyak hal sehingga kita bisa menjadi seperti sekarang, memiliki karakter seperti sekarang, dan memiliki pemikiran seperti sekarang. Sekarang kita tahu alasannya kenapa ada hal-hal yang dilarang untuk kita lakukan, kenapa ada hal-hal yang harus kita patuhi. Kita tidak hanya sekedar tahu hal itu dilarang tapi kita juga dapat memahaminya karena kita pernah bersentuhan langsung dengan yang dilarang itu, kita pernah melakukan hal yang dilarang-dilarang itu, jadi kita tahu kenapa hal itu dilarang. Dan kita juga tidak hanya sekedar mematuhi, tapi kita mengerti dan memahami kenapa kita harus mematuhinya karena kita pernah melanggarnya dan merasakan sendiri akibatnya.
Dengan cara itulah mungkin alam mengajarkan kita tentang kehidupan sehingga sekarang, besok, atau suatu saat nanti kita bisa menceritakannya kepada orang lain sebagai cerita ataupun nasehat. Yang jelas kita selalu percaya bahwa rencana Tuhan akan indah pada akhirnya. Amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar