salam semangat untuk kalian yang selalu merindukan perubahan..
butir-butir air yang masih menetes di kaca bus sedikit menghalangi pandanganku, suara nyanyian pengamen memenuhi suasana bus yang tak begitu padat. di sebelah kanan terlihat patung pancoran yang sudah kumal dan kusam oleh debu-debu kemodernan, segala yang ada di bumi ini memang selalu punya dua sisi yang berbeda..begitupun kemdernan, tak semuanya kemodernan itu baik.
sampai di dekat pintu tol, bus dan semua kendaraan diberhentikan. ternyata akan ada seorang mentri yang akan melintas. beberapa saat terdengar gumaman-gumaman penumpang bus yang menyuarakan kekecewaan, "selalu saja kepentingan mereka yang didahulukan, ngomongnya sih untuk rakyat juga, tapi mana hasilnya.." itulah salah satu gumaman mereka, ada juga yang berceloteh "sepenting apakah mereka sehingga harus didahulukan, mungkin mereka tak sabar untuk bercinta dengan harta dan jabatan mereka..". Aku dan beberapa orang dalam bus hanya tersenyum...ya itulah suara rakyat yang sebenarnya, suara yang tak lagi bisa mempercayai pemerintahan yang dirasakan tidak bisa memperjuangkan rakyatnya.
tak lama berselang, rombongan mentri datang. suara sirine mobil pengawal meraung-raung memberi tanda pada semua orang bahwa ada orang pemerintahan akan lewat. "Sana kau cepat-cepatlah berlalu dari hadapan kami, supaya tak sampai kami muntah melihat hitam dan gelapnya kaca mobilmu...melihat ketakutanmu pada kami rakyat yang sengsara oleh kau yang selalu mementingkan lambungmu yang penuh dengan belatung-belatung kebusukan itu..." teriak seorang pengemis dipinggir jalan yang menarik perhatian kami.
butir-butir air yang masih menetes di kaca bus sedikit menghalangi pandanganku, suara nyanyian pengamen memenuhi suasana bus yang tak begitu padat. di sebelah kanan terlihat patung pancoran yang sudah kumal dan kusam oleh debu-debu kemodernan, segala yang ada di bumi ini memang selalu punya dua sisi yang berbeda..begitupun kemdernan, tak semuanya kemodernan itu baik.
sampai di dekat pintu tol, bus dan semua kendaraan diberhentikan. ternyata akan ada seorang mentri yang akan melintas. beberapa saat terdengar gumaman-gumaman penumpang bus yang menyuarakan kekecewaan, "selalu saja kepentingan mereka yang didahulukan, ngomongnya sih untuk rakyat juga, tapi mana hasilnya.." itulah salah satu gumaman mereka, ada juga yang berceloteh "sepenting apakah mereka sehingga harus didahulukan, mungkin mereka tak sabar untuk bercinta dengan harta dan jabatan mereka..". Aku dan beberapa orang dalam bus hanya tersenyum...ya itulah suara rakyat yang sebenarnya, suara yang tak lagi bisa mempercayai pemerintahan yang dirasakan tidak bisa memperjuangkan rakyatnya.
tak lama berselang, rombongan mentri datang. suara sirine mobil pengawal meraung-raung memberi tanda pada semua orang bahwa ada orang pemerintahan akan lewat. "Sana kau cepat-cepatlah berlalu dari hadapan kami, supaya tak sampai kami muntah melihat hitam dan gelapnya kaca mobilmu...melihat ketakutanmu pada kami rakyat yang sengsara oleh kau yang selalu mementingkan lambungmu yang penuh dengan belatung-belatung kebusukan itu..." teriak seorang pengemis dipinggir jalan yang menarik perhatian kami.
Mungkin seperti itulah cerminan rakyat dan pemerintahan kita, tapi harus diingat bahwa segala dualitas hidup selalu memiliki dua sisi yang saling melengkapi...mari kita bersama menemukan sisi baik dari rakyat dan pemerintahan kita...dan jadikan kebaikan-kebaikan itu sebagai bahan dasar perbaikan negara kita yang dirasa sudah compang-camping oleh kepentingan individu, dan kelompok tertentu...
Hanya aku, kau, dan kita semua yang mampu melakukannya.
Tersenyum dan bersemangatlah, karena kalian adalah penggubah Zaman..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar